Apa itu AFTA? Apakah teman-teman mengetahuinya? AFTA adalah ASEAN Free Trade Area atau bahasa Indonesianya adalah Kawasan Perdagangan Bebas Perbara.
AFTA ini bentuk dari kerja sama perdagangan dan ekonominegara-negara yang tergabung dalam organisasi ASEAN.
Kerja sama ini berdasarkan kesepakatan di mana negara-negara ASEAN ingin mewujudkan kondisi perdagangan, serta perekonomian yang seimbang dan adil.
Caranya, dengan menurunkan tarif dan tidak menghambat tarif bea atau hambatan non tarif lainnya dalam kegiatan pertukaran barang di wilayah ASEAN.
Bea adalah biaya tambahan yang biasanya diberlakukan pada beberapa barang.
Biaya bea ini akan dibebankan kepada seseorang atau perusahaan yang melakukan kegiatan ekspor dan impor barang.
Kerja sama AFTA ini disepakati pada 28 Januari 1992 di Singapura. Pada awal kesepakatan, ternyata hanya enam negara yang menyetujui, yaitu Indonesia, Filipina, Singapura, Thailand, Malaysia, dan Brunei Darussalam.
Lalu, disusul Vietnam pada 1995, serta Laos dan Myanmar juga ikut bergabung pada 1997.
Sedangkan, Kamboja baru ikut bergabung pada 1999. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang AFTA, teman-teman bisa menyimak latar belakang, tujuan, dan dampaknya pada perdagangan, serta perekonomian Indonesia seperti berikut ini. Yuk, simak!
Latar Belakang Kerja Sama AFTA
Berikut ini, latar belakang yang mendasari kenapa negara-negara di ASEAN harus membentuk dan bergabung di dalam AFTA.
– Munculnya masalah ekonomi setelah terjadi perubahan politik dan militer di kawasan ASEAN.
– Menjadikan Singapura sebagai contoh negara yang mempunyai sistem perdagangan yang baik, meskipun tingkat sumber daya alamnya rendah.
– Ingin menarik investor yang bisa meningkatkan permodalan di dalam negeri.
– Meningkatkan kerja sama antar negara-negara ASEAN dalam bidang ekonomi.
Tujuan AFTA
Keberadaan AFTA bisa meningkatkan daya saing untuk membantu perekonomian negara-negara di ASEAN lebih baik.
AFTA bisa mewujudkan wilayah ASEAN menjadi pusat perekonomian dan menarik investasi di negara-negara ASEAN.
Untuk mencapai tujuan tersebut, AFTA menggunakan skema Common Effective Preferential Tariff (CEPT) yang menurunkan tarif bea dan hanya perlu dibebani dari 0 hingga 5 persen.
Skema ini diberlakukan pada Januari 1993. Lalu, pada 2002 ASEAN mempunyai empat program untuk mempercepat berjalannya skema CEPT dan AFTA, yaitu:
1. Mengurangi tingkat tarif bea dari 0 hingga 5 persen dan berlaku pada setiap ASEAN.
2. Menghapus hambatan kuantitatif (berkas-berkas perizinan) dan hambatan non tarif lainnya.
3. Kerja sama untuk mengembangkan fasilitas perdagangan.
4. Menetapkan kandungan lokal sebesar 40 persen pada barang-barang yang diperdagangkan.
Dampak AFTA Bagi Perdagangan dan Perekonomian Indonesia
Karena, Indonesia termasuk dalam organisasi ASEAN dan tergabung dalam AFTA, tentu saja ada dampaknya bagi perdagangan dan perekonomian negara Indonesia.
Kerja sama AFTA ini memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk melakukan pertukaran barang dagangan, salah satunya dalam bidang pertanian.
Baca Juga: Macam-Macam Bentuk Keragaman Budaya di Indonesia, Materi Kelas 5 SD Tema 8
Hasil pertanian Indonesia ini masih jadi komoditas terbesar yang dihasilkan dan bisa bersaing dengan negara-negara ASEAN lainnya.
Selain pertanian, Indonesia juga mempunyai kesempatan untuk menjual barang dagangan lainnya, seperti tekstil, gas alam, garmen, kelapa sawit, dan alat-alat elektronik.
Namun, peran pemerintah juga penting dalam kerja sama AFTA yang sudah disepakati.
Pemerintah perlu mendukung permodalan, kebijakan harga, dan peraturan perdagangan lainnya yang berlaku di dalam negeri.
Dengan begitu, Indonesia mampu bersaing dengan negara-negara lainnya, terutama di wilayah ASEAN.
Selain itu, ada hal lain juga yang perlu diperhatikan, yaitu peningkatan kualitas barang dan hukum perdagangan yang berlaku di Indonesia.
Jika sudah diatur dengan baik dan tegas, perekonomian Indonesia akan meningkat seiring dengan berjalannya waktu.
Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai AFTA yang merupakan kerja sama perdagangan dan perekonomian di wilayah ASEAN.